Minggu, 22 Juni 2008

Sebelum Cahaya (by Letto)


Ku teringat hati
Yang bertabur mimpi
Kemana kau pergi cinta

Perjalanan sunyi
Engkau tempuh sendiri
Kuatkanlah hati cinta

Ingatkah engkau kepada
Embun pagi bersahaja
Yang menemanimu sebelum cahaya

Ingatkah engkau kepada
Angin yang berhembus mesra
Yang kan membelaimu cinta

Kekuatan hati yang berpegang janji
Genggamlah tanganku cinta
Ku tak akan pergi meninggalkanmu sendiri
Temani hatimu cinta

Rabu, 11 Juni 2008

BANGKIT 'lah Pertamina' (by Deddy Miswar)



Bangkit itu Susah…
Susah melihat orang lain susah
Senang melihat orang lain senang

Bangkit itu Takut…
Takut untuk korupsi
Takut untuk makan yang bukan haknya
Bangkit itu Malu…
Malu menjadi benalu
Malu karena minta melulu

Bangkit itu Marah…
Marah bila martabat bangsa dilecehkan

Bangkit itu Mencuri…
Mencuri perhatian dunia dengan prestasi

Bangkit itu Tidak ada…
Tidak ada kata menyerah
Tidak ada kata putus asa
Bangkit itu aku…
Aku untuk Indonesia-ku

Minggu, 08 Juni 2008

Kepak Kuat Sayapmu



Bagai elang terbang
Kepak kuat sayapmu kasihku

menembus batas
Terbebas
dan biarkan kegelisahanmu terungkap
Agar mata hatimu kembali berkata
Tentang cinta yang terlupa

Kepak kuat sayapmu kasihku
jauh menembus ke dalam relung setiap hati

yang telah lama terdiam membeku
dan kehilangan makna
bahwa hidup adalah cipta
dan cinta

Cilacap, 8 Juni 2008

Sabtu, 07 Juni 2008

Jejak langkah III: Pesona Merapi



DAFTAR ANGGOTA TIM PATRAPALA EKSPEDISI PUNCAK MERAPI
2-3 FEBRUARI 2008

NO NAMA BAGIAN
1 ADI SRI PAMBUDI REN REL
2 AJI ATMOKO HUPMAS
3 AJI SANGGABAR SIK
4 AJI SETYADI REN REL
5 ANGGRONO RCPE
6 ANNISRUL WAQIE FAS ENJ
7 DWI YANTO SETYO NUGROHO LABORAT
8 EDY RISWANTO TERMINAL
9 HANS HERMANG RCPE
10 HERU SETIADI TELKOM
11 JBN SUTJAHJO FASUM
12 KOESDJARJO KEUANGAN
13 LULU LABORAT
14 MAHAR WIJOYO FASUM
15 RISTANTO HERU WIDODO SECURITY
16 SUPARNO FOC-II
17 TRIYONO SIK
18 YANUAR FASUM
19 YULI SIK
20 RASYIDI PEMANDU
21 DADEK PEMANDU
22 AGUS RAHARJO REN EKON



Alhamdulillah, Tim Patrapala tadi malam jam 19.30 WIB telah kembali ke rumah masing setelah melakukan ekpedisi Puncak Merapi tanggal 2 dan 3 februari kemarin. Ekpedisi ini diikuti 26 peserta termasuk 4 orang pemandu. Tim berangkat pada hari sabtu jam 10.30 menuju desa Selo-Boyolali. Tim sempat mampir dulu makan soto di stasiun Purworejo, sebelum akhirnya tiba di desa selo sekitar jam 16.30 yang saat itu hujan turun rintik-rintik. Sore itu suasana di pondokan pendaki masih terasa kosong. Hanya beberapa motor milik pendaki lain yang telah berangkat ke puncak sehari sebelumnya yang terlihat di parkir di dalam ruang pondokan itu. Sehingga tim Patrapala dapat agak leluasa menggunakan ruangan yang tersedia untuk menempatkan barang-barang dan istirahat secukupnya hingga menjelang tengah petang untuk memulai pendakian. Namun suasana yang ‘nyaman’ itu tidak berlangsung lama, karena menjelang malam tiba puluhan rombongan pendaki lain berdatangan antara lain dari mahasiswa UMS, SMA-1 Yogyakarta, dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi-UGM. Bisa ditebak ruangan itu kini menjadi terasa sempit apa lagi mereka datang umumnya menggunakan motor lengkap dengan helm dan jas hujan yang basah karena hujan. Dalam kondisi seperti itu, berbagi tempat merupakan perjanjian tak tertulis yang harus dijalankan. Namun demikian suasana pendakian malam minggu itu menjadi lebih semarak dengan kehadiran mereka. Selama menunggu waktu pendakian yang direncanakan jam 12 malam itu, dimanfaatkan untuk berkumpul membentuk pengurus formal Patrapala.

Saat pendakian hujan telah berhenti, namun langit tampak tidak terlalu cerah. Lampu-lampu senter menerangi langkah tim meniti jalur pendakian. Jalur yang menanjak tajam membuat nafas terasa tersengal, namun ini tidak menyurutkan semangat tim walaupun beberapa dari nya berusia di atas 50 tahun. Semakin tinggi mendaki, angin semakin kuat berhembus yang menyebabkan badan menggigil kedinginan. Namun demikian semakin tinggi mendaki pemandangan semakin indah. Di kejauhan terlihat terangnya lampu kota magelang, boyolali, dan solo, serta kerlip lampu rumah-rumah yang berada di punggung gunung merbabu. Bulan terlihat sabit walau langit tidak terlalu cerah.


Menjelang pagi sebagian tim telah tiba di pelataran puncak merapi yang dikenal sebagai pasar bubrah yang merupakan dataran lembah dengan susunan batu-batu yang berserakan di sana sini. Dari cerita pendaki-pendaki lainnya ditempat ini katanya sering terdengar suara-suara aneh, dari bunyi gamelan, kokok ayam, hingga tangis bayi. Tentang hal ini tidak mengherankan karena dalam mytologi jawa, antara pantai parang tritis dan parangkusumo, kraton yogya, dan merapi adalah rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.

Seperti umumnya gunung-gunung lain, di puncak Merapi juga terdapat tugu memorial untuk mengenang mereka-mereka yang meninggal di sana. Kalau melihat medannya yang terjal berbatu dan hembusan belerang yang sewaktu-waktu muncul, maka mendaki puncak merapi perlu berhitung dengan waktu agar tidak menemui hambatan yang tidak diinginkan. Bagaimanapun dari pelataran pasar bubrah, panorama puncak merapi dan puncak gunung merbabu di sisi yang lain nampak begitu mempesona tiada bandingnya.



Salam Patrapala



















jejak langkah II: Fun Tracking


Sabtu, 26 Januari 2008 Fun Tracking I ke puncak Gn. Cendana di Purwokerto (Desa Ketenger-Puncak Gn. Cendana - Desa Ketenger).

Jumat, 06 Juni 2008

Jejak Langkah-I: Gn Slamet

Tanggal 28-29 juni 2008 yang akan datang, PATRAPALA berencana mengadakan pendakian ke puncak Gn. Lawu di Solo Jawa Tengah. Ini merupakan pendakian yang ke 3 setelah Gn. Slamet (nov 2007), dan Gn. Merapi (Feb 2008) yang lalu.
melihat foto pendakian terdahulu dan sepotong kisah yang sempat tertulis rasanya sayang untuk dibuang.

2 Nop 2007 jam 18.30 Tim ekspedisi UP-IV berangkat ke puncak Gn. Slamet untuk memperingati "DIRGAHAYU PERTAMINA BANGKITLAH MENUJU PUNCAK"

Anggota Tim adalah:
JBN SUTJAHJO (FASUM)
KOESDJARJO (KEU)
AJI SANGGABAR (SIK)
ANNISRUL WAQIE (FE)
YULIUSMAN (REL)
RUMANTO (LOC-II)
EDDI RISWANTO (TERMINAL)
DWIYANTO (LAB)
Ditambah 8 orang dari luar UP4. jadi total 16 orang.

Bermula dari diskusi kecil, dalam mobil sepulang dari kegiatan SP di Baturraden beberapa waktu yang lalu, tercetus keinginan untuk membuat acara peringatan HUT Pertamina ke 50 dalam bentuk yang lain, kebetulan yang diajak ngobrol senang dengan kegiatan outdoor, maka bergulirlah ide mendaki gunung bahkan harapan muluknya adalah terbentuk tim 50 orang dari pekerja Pertamina seluruh Indonesia, yang terbagi menjadi 5 tim untuk mendaki 5 puncak gunung tinggi di seluruh indonesia. Ide ini sempat timbul tenggelam, tidak mudah menggulirkan ide ini, beragam respon diterima dari yang mendukung, yang kurang mendukung, atau yang tanpa komentar, sampai akhirnya pada pertemuan sebelum bulan puasa maka ditetapkanlah tanggal 3-4 nopember 2007 sebagai hari pendakian Gunung Slamet, pertimbangannya adalah pada tanggal itu adalah setelah hari raya, masih diawal musim hujan, dan bisa dijadikan ajang latihan bagi rencana sesungguhnya, jika memungkinkan dan mendapat dukungan serta respon positif, yaitu pendakian pada tanggal 10 Desember 2007 tepat 50 tahun perusahaan kita.

Di tengah ramainya pemberitaan hutan Gn Slamet yang terbakar, serta Gunung Kelud dan Krakatau yang mau meletus, alhamdulillah ide itu kini telah terwujud dan berjalan sesuai rencana, tim cukup puas dengan apa yang telah dicapai, rintangan yang demikian berat (yang tidak terbayangkan sebelumnya) sempat menyurutkan semangat juang beberapa anggota tim (terutama saya, karena kedua kaki yang kram sejak di pos 2 dari rencana target pos 7). Hujan yang tidak juga kunjung reda, semakin menggoyahkan pondasi kepercayaan diri; namun untunglah anggota tim yang lain selalu memberi semangat, hingga pos 5 tercapai. Pondok berdinding dan beratap seng itu memberi rasa aman dan nyaman bak hotel berbintang 5.

Langit pada jam 12 malam tanggal 3/11 tampak terang. “langite mbukak rek! seru veteran pendaki pak koesdjarjo”, memberikan secercah harapan untuk melanjutkan pendakian. Optimisme kembali muncul dan kepercayaan diri kembali bangkit.

Hari minggu (4/11) pagi yang cerah, satu per satu anggota tim merayapi batu-batu puncak tertinggi gunung Slamet (3.462 m). Spanduk “DIRGAHAYU PERTAMINA KE 50 BANGKITLAH MENUJU PUNCAK” akhirnya berkibar; kegembiraan mewarnai pagi yang cerah itu, keletihan yang sangat seakan terlupakan. Tiada yang patut diucapkan kecuali rasa syukur kehadirat Allah SWT atas semua nikmat yang diberikan, nikmat kekuatan dan keselamatan, serta nikmat cuaca cerah sehingga apa yang menjadi harapan Tim Ekspedisi ini dapat terwujud. Minggu (4/11) jam 20.00 semua anggota tim telah dapat kembali dengan selamat ke rumah masing-masing dengan membawa kisah suka dan duka selama pendakian, yang tentunya tidak akan terlupakan selama hidup. Terima kasih kepada semua pekerja yang telah memberikan dukungan dan semangat serta memberikan doá restunya, karena itulah yang dapat meringankan langkah Tim Ekspedisi ini.