Selasa, 05 April 2016

Expedisi Patrapala Latimojong 2016



Expedisi ini terbilang agak mendadak. Rencana semula sih inginnya ke binaiya atau bukit raya untuk menuntaskan 7 summits yg tersisa. Melihat situasi anggota pp yg kurang siap, bahkan sebagian sudah punya rencana lain, ada yg ke guntur dan prahu, maka pilihan ke latimojong menjadi muncul dalam benak saya. Pertimbangannya, tim pp kantor pusat belum pernah kesana. Setelah diskusi singkat melalui WA dgn anggota yg lain, maka tidak lama broadcast tentang rencana expedisi kartini pertamina latimojong ini sdh ditayangkan untuk menjaring  peminat. "Minimal 4 wanita expedisi lanjut" kataku. Akhirnya jumlah peserta terdaftar adalah 4 wanita dan 4 pria termasuk saya. Expedisi jadi dilaksanakan tanggal 24-29 Maret 2016.
Tugas kantor masih menumpuk, sehari sebelum berangkat masih harus begadang di patra jasa bandung. Praktis persiapan perbekalan dipenuhi beberapa jam sepulang kantor tanggal 24 maret itu sekembalinya dari Bandung. Salah satu anggota tim, winni mendadak sakit, panas tinggi sehingga batal ikut expedisi ini. Jadi kami tinggal ber tujuh saja, 3 wanita dan 4 pria.
Menjelang jam 9 malam tanggal 24 maret, saya sudah tiba di pool Damri Gambir. Ada bis yang siap berangkat, tapi saya masih harus menunggu erfin yg akan mengantarkan spanduk 7 summit. Info dari grup wa, jalanan ke cengkareng macet karena libur panjang. Alhamdulillah, akhirnya jam 10 lebih saya sdh tiba di terminal 1b, sriwijaya air. Satu persatu anggota tim berdatangan. Jadinya kami hanya ber enam berangkat tengah malam itu ke makasar, karena yang satunya lagi, Inar, sudah berangkat lebih dulu dengan penerbangan yang lebih awal.
Flight penuh, dan on time. Kukirim kabar ke keluarga di rumah, bahwa saya sdh di pesawat yang akan ke makassar, dan mohon maaf karena tidak bisa bersama di hari libur panjang ini.
Sabtu dini hari, kami mendarat di bandara hasanuddin. Elf yang kami sewa telah menunggu. Cukup lapang, walau semua carrier masuk didalam. Karena kami cuma bertujuh, sementara kapasitas tempat duduk 14 orang. Saya duduk didepan. Leluasa melihat di sisi kanan kiri yang masih terlelap.
Kira2 sejam perjalanan, kami berhenti untuk sholat subuh di suatu masjid. Nggak ingat namanya. Matahari mulai tampak, jalanan menyusur pantai. Kami berhenti di warung yg ber deret, menjual jajanan ketan panggang dan telur asin.
Perjalanan masih panjang, menyusur pantai yang indah. Kota pare-pare tampak lengang. Sempat tadi berhenti sejenak untuk makan duren, duku, dan rambutan. Juga ngopi dengan view bukit nona.
Selepas dhuhur, kami sudah tiba di baraka. Suatu kecamatan. Tanah lapang yang luas menghampar. Bukit2 di sekeliling nya. Dekat sekolah SD, belok naik ke kanan, rumah pak dadang sdh terlihat di ujung kanan jalan. Ada balai2 di sisi kiri nya.
Sambil menunggu mobil yg akan membawa kami ke desa karangan, kami mempersiapkan perbekalan. Untuk makan siang, dan bekal selama expedisi ini. Baju2 ganti yg tak perlu dibawa, dikumpulkan. Carier saya dibongkar, dan dipadatkan untuk packing 2 tenda dan perlengkapan berat lainnya yg akan dibawa porter. Jadi nya saya malah cuma bawa rangsel kecil saja. Sementara teman2 satu tim lainnya tetap dgn carier masing2. Sekitar jam 2 lebih siang hari, mobil sudah siap. 4 orang tim mapala universitas muhammadiyah mataram dan makassar gabung mobil kami.
Jalan menuju desa karangan, sempit, melewati desa2, melintasi sungai, menyusur tebing curam. Sekeliling perbukitan kebun kopi dan rumah2 di sela2 nya. Jalan sebagian sudah di beton, sisanya masih bebatuan atau tanah liat. Cukup mengerikan ketika melintasi sisi jurang, atau ketika harus berpapasan dgn mobil lain, serasa bertaruh nyawa. Sopir mobil, pak uno, cukup terlihat tenang dan lihai. Motor menjadi transportasi utama penduduk desa. Terlihat beberapa orang berjalan berkelompok, rupanya mereka itu hendak mencari sinyal hp, di salah satu sudut jalan. Sekitar 2,5 jam perjalanan kami tiba di desa karangan.
Ada masjid cukup besar, An Nur. Rumah panggung di sekeliling. Di depan ada lapangan volley, beberapa pemuda, anak2 berlari2an. Sore sekitar jam 5. Kami memutuskan lanjut langsung ke pos 2, sementara tim univ muhammadiyah stay di desa karangan.
Trek diawali menyusur kebun kopi, air mengalir jernih memenuhi kolam yang cukup luas. Tidak terlalu berat. Satu jam lebih perjalanan kami sudah sampai di pos 1. Hari sudah maghrib dan cuaca cerah. Head lamp mulai digunakan. Trek masih menanjak melintasi pinggir bukit, meniti dan berpegangan akar pohon. Suara air mulai terdengar, semakin keras rasanya. Sepertinya akan menuju kesana. Perjalanan semakin berat dan perlu hati2 karena licin. Rupanya menjelang pos 2, trek menurun terus menuju arah air yg mengalir. Ada satu lokasi yg cukup berbahaya, melintasi ceruk bukit dgn jurang sekitar 6 meter. Hanya ada 2 batang kayu sebagai titian, dan bentangan rotan untuk pegangan. Sering pendaki terpelosok di tempat ini. Setelah perjalanan lebih dari 2 jam dari pos 1, kami tiba di pos 2. Suara derasnya air menemani kami yg mulai mencari tempat tersisa untuk mendirikan tenda.
Malam itu sebenarnya waktu yg tepat untuk istirahat setelah perjalanan panjang sejak dari jakarta. Namun saya tidak bisa tidur nyenyak. Sebagai ketua tim, saya bersyukur semua anggota tim dapat mencapai target hari pertama dgn selamat. Keberhasilan awal ini cukup meningkatkan kepercayaan diri kami, untuk mencapai trek berikutnya. Masih ada 2 malam lagi yg harus dilalui.
Pagi hari, sabtu tanggal 25 maret 2016, suasana di pos 2 menampakkan keindahannya. Air yg mengalir deras, bening, dan segar. Bebatuan yg eksotik dengan akar pohon yg menjuntai di sisinya. Ada ceruk yg biasa dipakai para pendaki untuk bermalam, tanpa tenda, cukup menggunakan matras dan sleeping bag. Matahari muncul di celah bukit di sisi hilir sungai, memantulkan cahaya kemilau di permukaan air yg bening. Tempat yg nyaman untuk sejenak meninggalkan hiruk pikuk ibukota.
Setelah makan pagi dan berbenah, sekita jam 9 siang kami melanjutkan perjalanan dengan target pos 7. Trek pos 2 ke pos 3, terjal, nggak ada bonus. lebih berat jika dibanding trek pos 1 ke pos 2. 1,5 jam terlewati ketika mencapai pos 3. Lanjut pos 4, lumayan deh bikin ngos2an, 1 jam kira2. Dari pos 4 ke 5 yg terasa agak panjang. Jam 1 lebih, siang hari, kami sdh sampai di pos 5. Area yg agak lapang dengan pepohonan yg tinggi. Sisi kiri tampak punggung bukit yg puncaknya kadang terlihat jelas, dan kadang tertutup kabut. Terlihat beberapa tenda berdiri, kosong ditinggal penghuninya yang muncak. Suara derasnya air terdengar di kejauhan. Di sisi depan tampak batang pohon melintang, untuk tempat duduk istirahat pendaki. Dibaliknya jalur menuju pos 6. Sebenarnya kondisi tim masih prima, dan maunya lanjut ke pos 7. Tapi porter kami masih jauh di belakang, tak tahu kenapa. Diputuskan menunggu saja. Lama juga hingga kami sempat menduga yang tidak2. Tentu saja kami khawatir, mengingat tenda dan perbekalan tim mereka bawa. Kira kira 2 jam kemudian, mereka tiba. Rupanya, ada yg kram, bebannya terlalu berat, seberat kulkas katanya. Ha..ha.. akhirnya diputuskan ngecamp di pos 5 saja. Pilihan kami benar krn nggak lama kemudian hujan turun yg ternyata hingga tengah malam. 3 tenda berdiri. Lewat maghrib, baru terdengar celotehan dan tawa tim pemilik tenda kosong, mereka telah turun dari puncak. Malam yg tenang, suara angin menghembus dedaunan, rintik hujan jatuh lebut di atap tenda, udara tidak begitu dingin. kami terlelap dgn mimpi masing-masing.
Minggu pagi tanggal 27 maret, walau cuaca masih basah. Tetes air hujan yg tertampung lumayan untuk cuci piring sendok. Pagi itu menu sup dan tempe terasa nikmat. Hari itu, memang istimewa karena kami hendak summit attact. Bawaannya day pack saja. Seragam kaos putih expedisi kartini dan jacket merah. Jam 8.30 kami start. Track dari 5 ke 7 memang terjal. Berat juga jika harus bawa carrier hingga ke pos 7 seperti rencana semula. Vegetasi mulai berubah. Hutan lumut. Kami merasa enjoy saja krn cuaca yg cerah, tidak membawa beban yg berat. Hamparan pegunungan lantimojong tampak memanjang di kejauhan. Di tengah perjalanan setelah pos 7, ridho menemui masalah dgn perut nya, mag. Memang sejak awal perjalanan ia terlihat kurang pinter makan. Perlahan ia mencoba terus menguatkan diri, dikawal porter. Kami memasuki hamparan bebatuan khas puncak, hari sudah cukup siang. Sempat berjumpa dengan rombongan yg baru turun dari puncak. Ketika tengah hari, tugu rantemario tampak di kejauhan. Memacu semangat kami kembali. Akhirnya jam 12.30 seluruh tim expedisi kartini Pertamina tiba di puncak tertinggi sulawesi...rantemario! 4 jam perjalanan dari pos 5. Salut dgn semangat tim, termasuk Ridho yg langsung terlihat sujud syukur. Kami semua tentu gembira dgn pencapaian ini. Spanduk yg dibawa langsung digelar. Kamera dan go pro pun dimainkan. Cuaca masih cerah dan terik. Alhamdulillah.
Hanya 1 jam saja kami meluapkan kegembiraan di puncak Rantemario, dan menikmati panorama sekelilingnya yg indah. Perjalanan turun relatif lebih cepat, tapi hujan turun di setengah perjalanan. Kami tiba di pos 5 sekitar 2 jam kemudian, sekitar jam 4 sore. Sudah ada beberapa tim pendaki lainnya yg sedang berteduh dibawah flysheet. Kami meluapkan kegembiraan dengan bernyanyi... maragam ragam doanggo sita-sita....Masih satu malam lagi kami harus bermalam di tempat ini.
Malam itu tenda kami riuh oleh canda tawa kami saat melihat hasil foto dan video saat pendakian.
Senin pagi tanggal 28 maret, kami mulai berkemas untuk turun. Cuaca cerah. Perbekalan utama sdh dihabiskan, tinggal makanan ringan saja. Pinggang ku terasa sakit, untungnya bawaanku ringan saja. Tapi harus hati2 melangkah turun supaya tidak memperburuk kondisi. Tiba di pos 2, ridho, yang memendam keinginan sejak pertama tiba pos 2 saat berangkat, mengawali nyebur ke derasnya air. Tangannya memegang stik go pro. Kelihatan nya menyenangkan, akhirnya satu persatu lainnya ikut nyebur..segerrr dan dinginn...banget!
Puas bermain air, lanjut turun ke pos 1. Titian kayu dan pegangan rotan yg saat berangkat tertutup gelapnya malam, kini terlihat jelas. Jurang yg cukup dalam dibawahnya. Hati2 ditempat ini banyak yg terjatuh.
Tengah hari kami telah tiba di perkebunan kopi. View yg  lapang, di kiri dan kanan perbukitan yg menghijau dengan rumah2 di beberapa tempat terpisah. Sebentar lagi kami mencapai desa karangan, pos pendakian latimojong. Akhirnya 4 jam perjalanan sejak dari pos 5, tepat jam 12.30 wita, tim telah tiba semuanya di desa karangan. Mobil sudah menunggu. Tapi kami memilih untuk berhenti sejenak menikmati kegembiraan dan rasa syukur yg mendalam bahwa expedisi kartini pertamina ini telah sukses. Alhamdulillah.
Perjalanan kembali ke baraka, agak berbeda dgn saat berangkat. Mobil yg sama kami tumpangi ini mengalami kerusakan, sepertinya gear box nya. Setiap menanjak atau belok, selalu bunyi ...cetok..cetok.. mengkhawatirkan. Bang sano, sang driver, cuek saja, tidak mencoba memperbaiki ataupun memeriksa sumber bunyi. Mobil di geber terus walaupun harus jalan pelan2.
Kami tiba di baraka menjelang maghrib. Yg laki2 bermalam di balai2 milik pak dadang, sementara yg wanita di lantai 2 rumah pak dadang.
Rupanya balai2 itu dilengkapi layar proyektor, dan menjadi tempat berkumpul warga yg nonton film lewat laptop dan proyektor. Ok juga. Malam itu kami habiskan dengan menikmati makanan khas baraka, sayur daun kelor dan ayam bumbu. Enak. Tentu saja melihat foto dan video pendakian dari semua kamera, dan nonton film point break.
Selasa pagi tanggal 29 maret 2016, kami pamitan, 2 mobil avanza mengantar kami ke makassar. Meninggalkan keindahan pegunungan latimojong, suasana kota baraka yg di kelilingi perbukitan, sungai yg jernih. Mengesankan. Lagu iwan fals menemani sepanjang perjalanan kami kembali ke makassar. ...rasa sesal didasar hati diam tak mau pergi...haruskah aku lari dari kenyataan ini...
Sore itu langit makassar mendung dan hujan turun, tapi tak menghalangi kami melewatkan suasana pantai losari, toko souvenir di somba opu, dan makan malam coto makassar, mengakhiri sepanjang perjalanan ini.
Lion air terakhir terbang tinggi, menembus gelap malam, membawa ku pergi, tinggalkan kisah expedisi yang penuh arti, tentu patut untuk disyukuri. Ini bukan tentang diri sendiri,  tapi tentang upaya kami mewarnai hidup ini, dan mewujudkan mimpi-mimpi.
Semangat Kartini Pertamina Bagi Indonesia.
Patrapala never give up!
Annisrul, Bella, Ridho, Taufiq, Tjatur, Bellys, Inar
Tx to porter.
Mas Egha dkk.