Jumat, 23 Oktober 2009

Dia

Rindu Yang Tersisa
Kucoba mengumpulkan keberanian yang terserak
satu demi satu kupungut diantara sisa-sisa pagi di dusun bambangan
diantara debu-debu yang berterbangan
diantara kerikil-kerikil panas yang berusaha menahan langkahku

Setapak demi setapak kaki ini melangkah
menyusuri jalan kecil nanterjal dan berkelok
yang siap melahap keangkuhan dan kesombongan
yang siap menghempaskan mimpi-mimpi para pendaki

Diantara rimbunan pohon dan gelapnya malam
dingin memeluk tubuh dan jiwa ini
sendiri
sendiri
sendiri

Rindu dan jiwa ini sendiri
melawan gelap dan dingin
bukan untuk menaklukan sebuah puncak
tapi untuk mengatakan seuntaian bait kata untuk Dia disana

Betapa sebuah kerinduan ini akan keagunganNya
akan kemulianNya
dan akan kesempurnaaNya

Tak terasa lagi luka-luka ditangan dan kaki oleh goresan batu gunung yang tajam
tak terasa lagi dingin kabut yang menusuk kulit ini
dipuncak ini
aku tuliskan bait-bait kerinduan untuk Dia disana. Allahu Akbar ( Hanggarbeni )

Senin, 19 Oktober 2009